Info PKK RBU

SELAMAT DATANG DI WEBSITE TIM PKK KEL RAWA BADAK UTARA
Kami sangat terbuka untuk saran yang bersifat membangun kirim ke Email : kelurahanrawabadakutara.pkk@gmail.com, Website : www.kelurahanrawabadakutarapkk.blogspot.com

Kamis, 03 Maret 2011

WARGA RAWA BADAK UTARA PANTANG MENYERAH

Sukardi Biar Lumpuh Tetap Berkarya, `Dari Pada Saya Ngemis…

Meski kondisinya lumpuh, namun tidak ada kata putus asa bagi Sukardi. Dengan mengendarai kusi roda, pria 65 tahun ini rela keliling dari wilayah satu ke wilayah lainnya di Kecamatan Koja, Jakarta Utara demi menjajakan kapal-kapalan hasil kerajinannya sendiri kepada warga.
“Dari pada saya ngemis lebih baik jualan seperti ini, Alhamdulillah dari hasil penjualan kerajinan ini saya mampu menghidupi istri, lima anak dan empat cucu,” jelas warga kampung Rawa Badak Kincir, RT 05 RW 09, No.36, Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara menggeluti sebagai perajin kapal-kapalan itu sejak tahun 1999 lalu. Saat itu dirinya baru sembuh setelah sakit akibat pinggang dan kakinya patah karena tertimpa kayu balik di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Saat itu karyawan buruh kasar kuli panggul di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menikmati hari-hari hanya diatas tempat tidurnya. Namun, setelah kondisinya sudah pulih meski lumpuh, pria itu berusaha membikin kapal-kapalan laut untuk di jual belikan kepada warga. Hasilnya memang cukup luar biasa, meski satu kapal laut dia kerjakan empat hingga lima bulan.
Dalam satu bulan suami Atem, 60 yang bekerja sebagai dukun beranak itu biasanya mampu mengerjakan antara enam hingga tujuh kapal laut. “Biasanya saya saya sebulan penuh bikin kapal laut, setelah jumlahnya banyak baru saya jual. Kadang saya juga kewalahan melayani permintaan pelanggan yang cukup banyak. Biasanya mereka itu membeli kapal yang ukurannya kecil,”jelasnya.
Setiap kapal laut itu, kata Sukardi dijual yang besar antara Rp125 hingga 150 ribu, sedangkan yang sedang biasanya ia jual antara Rp60 hingga 75 ribu. Kakek empat cucu itu sengaja membikin kerajinan kapal-kapal laut karena ciri khas Jakarta Utara.
“Jakarta Utara identik dengan banyaknya kapal laut, baik sejak penjajah Belanda hingga saat ini. Untuk itu saya senang membuat kapal-kapal laut seperti ini, mudah-mudahan karya saya ini dapat dinikmati warga khususnya masyarakat Jakarta Utara,” jelas pria yang mengaku asal Indramayu, Jawa Barat tersebut.
Sukardi, juga berharap kepada pemerintah khususnya Pemkot Jakarta Utara memberikan modal kepada dirinya untuk mengembangkan usahanya. Diakui memang selama ini ada bantuan, tapi tidaklah cukup. “Yah Mudah-mudaham pemerintah mau memperhatikan nasib rakyat kecil seperti saya ini,” jelasnya.
Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, yang dimintai tanggapan mengatakan, pihaknya sangat bangga meski kondisinya cacat, namun Sukardi tetap bersemangat berkarya. “Saya bangga punya masyarakat seperti itu yang tidak pernah mengenal lelah untuk berkarya, kedepan hasil kerajiannya itu dapat kita pasarnya di lokasi-lokasi wisata yang ada di Jakarta Utara,” jelasnya.

KONGKOW BARENG WARGA RBU

 WARGA RAWA BADAK UTARA MENYAMBUT LOMBA TINGKAT NASIONAL

Warga Kelurahan Rawa Badak Utara sangat antusias dan semangat dalam menyambut adanya lomba tingkat nasional, terlihat dalam Kongkow Bareng Warga 2/3/2011 yang di hadiri Lurah Rawa Badak Utara, Yani Wahyu Purwoko mengatakan "saatnya untuk menunjukan hasil penataan infrastruktur dan manajemen yang telah kita lakukan selama 2 tahun terakhir" warga pun bersepakat untuk terus mengintensifkan penataan lingkungan dan siap berkompetisi dalam lomba tingkat nasional, dalam acara kongkow tersebut, hadir pula Didi Supriadi selaku tokoh masyarakat RW. 03 Kel. RBU yang menjabat sebagai Dirktur Bank Sampah Bumi Asri selalu tidak ingin ketinggalan dalam melestarikan dan membina lingkungan bersih,  beliau pun menambahkan perkataan Lurah Rawa Badak Utara "Menang atau kalah tidak akan mnyurtkan semangat kita untuk menata lingkungan, karena manfaatnya bisa kita rasakan sendiri" peran  Bank Sampah Bumi Asri  cukup besar terutama dalam hal mengurangi sampah organik dan non organik.

PROFIL KELURAHAN RAWA BADAK UTARA

KELURAHAN RAWA BADAK UTARA
Kecamatan Koja, Jakarta Utara


Kelurahan Rawa Badak Utara adalah sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Kelurahan ini berbatasan dengan Jl. Cipeucang Raya di Kelurahan Koja di sebelah utara, Jalan Yos Sudarso di Kecamatan Tanjung Priok di sebelah barat, Kali Pinang di Kelurahan Lagoa dan Kelurahan Tugu Utara di sebelah timur, serta Kali Layar di Kelurahan Rawa Badak Selatan di sebelah selatan.

Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar 43.167 jiwa terdiri dari jumlah penduiduk laki-laki 24.078 jiwa dan Jumlah Penduduk Perempuan 19.089 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 10.895 Kepala Keluarag, luas wilayah sekitar 133.38 Hektar meliputi 14 Rukun Warga (RW) dan 119 Rukun Tetangga (RT). Kode pos 14230



SEJARAH

Nama Rawa Badak diperkirakan berasal kata bahasa Sunda rawa badag, yang berarti rawa yang besar/luas. Di sisi paling timur kota Jakarta (nama lama: Batavia) dahulu terdapat daerah rawa-rawa yang luas.
Kelurahan Rawa Badak Utara adalah merupakan hasil pemecahan dari Kelurahan Rawa Badak, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : 1251 Tahun 1986 tentang Pemecahan Penetapan Batas wilayah, Perubahan Nama Kelurahan yang kembar, Penetapan Luas wilayah Kelurahan-Kelurahan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kelurahan Rawa Badak Utara tetap merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Koja, Kota Administrasi Jakarta Utara, sebagaimana Kelurahan Rawa Badak sebelumnya.



PENDUDUK

Penduduk Kelurahah Rawa Badak Utara terdiri dari berbagai Suku dan adat istiadat serta kebiasaan yang beragam dapat mempengaruhi interaksi kehidupan sehari-hari, namun tidak menjadi hambatan dalam kegiatan social masyarakat kebersamaan warga sangat menonjol / antusias sekali.
Dalam hal ini dapat tercermin dari kegiatan sosial warga yang saling membantu bergotong royong satu sama lainnya, seperti kegiatan kerja bakti yang dilaksanakan setiap silaturahmi hari Minggu pagi dan dalam pertemuan-pertemuan warga, baik di lingkungan RT. maupun tingkat RW. serta segala permasalahan yang timbul dapat di atasi dengan musyawarah untuk mufakat