KUNJUNGAN IBU TATIK FAUZI BOWO KE KELURAHAN RAWA BADAK UTARA, MENINJAU KELOMPOK-KELOMPOK DASA WISMA.
Di beritakan Warta Kota, Kamis 31 Maret 2011 :
Info PKK RBU
Kamis, 31 Maret 2011
Selasa, 29 Maret 2011
Gebyar Posyandu dan Kunjungan Ketua TP PKK Prov. DKI Jakarta
GEBYAR POSYANDU
DAN PENINJAUAN
KELOMPOK DASA WISMA
KELURAHAN RAWA BADAK UTARA
28 Maret 2011
Hasil kreasi TP PKK Kel Rawa Badak Utara ditinjau oleh Ibu Gubernur Prov. DKI Jakarta di dampingi oleh Bapak Walikota Jakarta Utara dan Ibu sebagai TP. PKK tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara.
Foto bersama dalam acara Gebyar Posyandu dan Peninjauan Kelompok-Kelompok Dasa Wisma di Kel. Rawa Badak Utara |
Ibu Gubernur turut berpartisifasi mendaftarkan diri di Pos Kesehatan PKK Kel. Rawa Badak Utara |
Bapak Walikota Jakarta Utara di dampingi Bapak Lurah Kel. Rawa Badak Utara dan Bapak Wakil Camat Kecamatan Koja mendaftarkan diri di Pos Kesehatan PKK Kel. Rawa Badak Utara |
Penyerahan Bantuan berupa 1 unit sound systim dari Gubernur Prov. DKI Jakarta untuk Kel. Rawa Badak Utara |
Bincang dengan warga yang di dampingi oleh Walikota Jakarta Utara dan Lurah Rawa Badak Utara |
Penyerahan sertifikat Imunisasi Lengkap Kepada Balita |
|
Foto bersama dengan murid-murid BKB PAUD (Bapak Walikota Jakarta Utara, Ibu Gubernur Prov. DKI Jakarta, Ibu Lurah Kel. Rawa Badak Utara) |
Foto bersama Bapak Walikota Jakarta Utara dengan Kader PKK Kel. Rawa Badak Utara |
Pengarahan Ibu Gubernur kepada ibu sehat tentang balita sehat |
Peninjauan hasil karya PKK Kel. Rawa Badak Utara mengenai jajanan sehat |
Peninjauan hasil karya PKK Kel. Rawa Badak Utara mengenai jajanan sehat |
Foto Bersama Bapak Walikota Jakarta Utara dengan Bapak Lurah Rawa Badak Utara beserta staff |
Ibu Gubernur mengunjungi BKB Paud |
Ibu Gubernur mengunjungi BKB Paud |
Ibu Gubernur Prov. DKI Jakarta berbincang dengan murid-murid BKB PAUD |
Ibu Gubernur Prov. DKI Jakarta Bergembira dan Bernyanyi bersama murid BKB PAUD |
Melihat hasil belajar murid-murid BKB PAUD |
HASIL KREATIFITAS TP. PKK KEL. RAWA BADAK UTARA YANG DI PAMERKAN DALAM ACARA GEBYAR POSYANDU
Selasa, 22 Maret 2011
Tempat Sampah Pilah untuk Memisahkan Jenis sampah
TEMPAT SAMPAH PILAH
Tempat sampah pilah ini berfungsi untuk memisahkan jenis sampah, organik, non organik, dan B3. Tempat sampah ini di bedakan atas 3 (tiga) katagori yakni;
tempat sampah pilah |
1. Tempat sampah Organik di tandai dengan warna hijau dan bertuliskan organik, sampah inilah yang dijadikan bahan pupuk kompos seperti daun-daunan, bekas sayuran. Dll.
2. Tempat sampah Non Organik di tandai dengan warna kuning bertuliskan Non Organik, seperti plastik bekas, gelas bekas air mineral kemasan jenis plastik, dll
3. Tempat sampah B3 di tandai dengan warna biru bertuliskan B3 seperti sampah beling, kaca, gelas beling, dll.
Adanya tempat sampah ini sangat membantu dalam mempercepat pembuatan kompos karena sudah terpisahkan antara organik, non organik dan B3.Senin, 21 Maret 2011
Budidaya Lele Di Kolam Terpal
Salah satu teknologi budi daya yang sangat cocok untuk budi daya ikan lele adalah kolam terpal. Keunggulan dari kolam terpal adalah dapat diterapkan (dibangun) di berbagai tempat, tidak harus di lahan yang ideal sebagaimana pembangunan kolam konvensional. Kolam terpal juga mudah dibersihkan dan dipindahkan. Menurut pengalaman para pembudi daya ikan di kolam terpal, padat penebarannya dapat ditingkatkan, sintasan atau kelangsungan hidup (survival rate) lebih tinggi, pertumbuhan ikan dapat dipacu, dan ikan hasil panen tidak berbau lumpur. Di samping itu, pembuatan dan pemeliharaan ikan di kolam terpal juga lebih mudah (secara teknis) dan lebih murah (secara finansial).
Ikan lele merupakan salah satu komoditas budi daya yang memiliki banyak keunggulan, seperti dapat hidup di berbagai lingkungan air tawar, tahan penyakit, dan memakan apa saja sehingga mudah dibudidayakan dengan biaya produksi yang murah. Selain itu, risiko mengalami kerugian karena kematian pun sangat kecil. Oleh karena itu, lele dapat dibudidayakan di berbagai lahan, mulai dari lahan luas sampai lahan sempit di pekarangan rumah.
Hasil dari budi daya ikan lele tersebut bisa di buat bakso lele herbal, bakso yang mempunyai khasiat untuk kesehatan. (AL RBU)
Rumah Kompos Skala Rumah Tangga
Kreatipitas PKK Kel. Rawa Badak Utara dalam rangka pemanfaatan sampah rumah tangga dengan membuata Rumah Komposting Skala Rumah tangga terbuat dari bambu, sederhana tetapi unik, rumah composting tersebut di tempatkan di setiap Dasa Wisma yang ada di Kelurahan Rawa Badak Utara.
Bagian-bagian rumah compostin terdiri dari :
- Drum Compos : Sebagai media pembuatan kompos yang berfungsi untuk mengolah sampah organik menjadi kompos.
- Tempat Cuci Tangan : 3 buah bambu sebagai tempat penampungan air yang berguna untuk cuci tangan setelah mengolah composting.
- Tempat Obat Compostin : rak tempat obat composting dan tempat penampungan hasil composting (hasil produksi) sebelum di jual keluar.
Hasil dari pengolahan kompos menjadi pupuk yang mempunyai nilai ekonomis, dan mudah di pasarkan untuk pupuk tanaman. (AL RBU)
Selasa, 08 Maret 2011
Kurangi Jentik Nyamuk
3 RW di Rawabadak Utara Juara Jumantik
Jumat, 7 Januari 2011 - 16:17 WIB
JAKARTA (Pos Kota) – Guna mengantisipasi mewabahnya demam berdarah dan meningkat kesadaran warga peduli terhadap lingkungannya, kelurahan Rawabadak Utara mengadakan lomba memperebutkan piala Jumantik. Sedikitnya 12 RW mengikuti lomba yang di gelar mulai Maret 2010 dan baru diumumkan pemenangnya. Sebagai pemenangnya RW 6 disusul RW 4 dan RW 12.Lurah Rawabadak Utara, Yani Wahyu, mengatakan dalam lomba ini kriteria penilaian dilakukan setiap Jumat saat melakukan Pemberantasan sarang Nyamuk (PSN). Dalam kurun satu tahun tim penilai yang dilakukan oleh pihak kelurahan dan puskesmas ketiga RW itu tidak ada jentik nyamuk dan tim jumantiknya terlihat kompak dalam melaksanakan tugasnya.
“Sejak ada lomba piala Jumantik ini semua wilayah di RBU melakukan upaya untuk menjadi yang terbaik, hasilnya peserta hampir semuanya bagus, tak ada kasus tetapi kekompakan kerja menjadi penentu” kata Yani Wahyu.
Sementara itu, H Fathul Anas, Ketua RW 6 RBU, mengaku pihaknya tidak menyangka kalau akan menjadi juara satu dalam lomba wilayah bersih dan bebas jumantik. “Keberhasilan ini bukan semata-mata kerja keras saya pribadi, tapi seluruh warga masyarakat yang ikut peduli dengan lingkungan, sehingga wilayah kami menjadi juara,”jelasnya.
Meski begitu kata Fathul, keberhasilan bukannya akhir dari segala-galanya, tapi ini merupakan titik awal kita untuk tetap mempertahankannya. Untuk itu dia berharap kepada seluruh masyarakat khususnya di RW 06, tetap solid menata lingkungan. “Jika lingkungan kita indah rapi barang tentu akan terbebas dari jumantik dan demam berdarah,” ungkapnya sambil sebagai juara pihaknya mendapat peralatan jumantik.
Kamis, 03 Maret 2011
WARGA RAWA BADAK UTARA PANTANG MENYERAH
Sukardi Biar Lumpuh Tetap Berkarya, `Dari Pada Saya Ngemis…
Meski kondisinya lumpuh, namun tidak ada kata putus asa bagi Sukardi. Dengan mengendarai kusi roda, pria 65 tahun ini rela keliling dari wilayah satu ke wilayah lainnya di Kecamatan Koja, Jakarta Utara demi menjajakan kapal-kapalan hasil kerajinannya sendiri kepada warga.“Dari pada saya ngemis lebih baik jualan seperti ini, Alhamdulillah dari hasil penjualan kerajinan ini saya mampu menghidupi istri, lima anak dan empat cucu,” jelas warga kampung Rawa Badak Kincir, RT 05 RW 09, No.36, Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara menggeluti sebagai perajin kapal-kapalan itu sejak tahun 1999 lalu. Saat itu dirinya baru sembuh setelah sakit akibat pinggang dan kakinya patah karena tertimpa kayu balik di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Saat itu karyawan buruh kasar kuli panggul di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menikmati hari-hari hanya diatas tempat tidurnya. Namun, setelah kondisinya sudah pulih meski lumpuh, pria itu berusaha membikin kapal-kapalan laut untuk di jual belikan kepada warga. Hasilnya memang cukup luar biasa, meski satu kapal laut dia kerjakan empat hingga lima bulan.
Dalam satu bulan suami Atem, 60 yang bekerja sebagai dukun beranak itu biasanya mampu mengerjakan antara enam hingga tujuh kapal laut. “Biasanya saya saya sebulan penuh bikin kapal laut, setelah jumlahnya banyak baru saya jual. Kadang saya juga kewalahan melayani permintaan pelanggan yang cukup banyak. Biasanya mereka itu membeli kapal yang ukurannya kecil,”jelasnya.
Setiap kapal laut itu, kata Sukardi dijual yang besar antara Rp125 hingga 150 ribu, sedangkan yang sedang biasanya ia jual antara Rp60 hingga 75 ribu. Kakek empat cucu itu sengaja membikin kerajinan kapal-kapal laut karena ciri khas Jakarta Utara.
“Jakarta Utara identik dengan banyaknya kapal laut, baik sejak penjajah Belanda hingga saat ini. Untuk itu saya senang membuat kapal-kapal laut seperti ini, mudah-mudahan karya saya ini dapat dinikmati warga khususnya masyarakat Jakarta Utara,” jelas pria yang mengaku asal Indramayu, Jawa Barat tersebut.
Sukardi, juga berharap kepada pemerintah khususnya Pemkot Jakarta Utara memberikan modal kepada dirinya untuk mengembangkan usahanya. Diakui memang selama ini ada bantuan, tapi tidaklah cukup. “Yah Mudah-mudaham pemerintah mau memperhatikan nasib rakyat kecil seperti saya ini,” jelasnya.
Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, yang dimintai tanggapan mengatakan, pihaknya sangat bangga meski kondisinya cacat, namun Sukardi tetap bersemangat berkarya. “Saya bangga punya masyarakat seperti itu yang tidak pernah mengenal lelah untuk berkarya, kedepan hasil kerajiannya itu dapat kita pasarnya di lokasi-lokasi wisata yang ada di Jakarta Utara,” jelasnya.
KONGKOW BARENG WARGA RBU
WARGA RAWA BADAK UTARA MENYAMBUT LOMBA TINGKAT NASIONAL
Warga Kelurahan Rawa Badak Utara sangat antusias dan semangat dalam menyambut adanya lomba tingkat nasional, terlihat dalam Kongkow Bareng Warga 2/3/2011 yang di hadiri Lurah Rawa Badak Utara, Yani Wahyu Purwoko mengatakan "saatnya untuk menunjukan hasil penataan infrastruktur dan manajemen yang telah kita lakukan selama 2 tahun terakhir" warga pun bersepakat untuk terus mengintensifkan penataan lingkungan dan siap berkompetisi dalam lomba tingkat nasional, dalam acara kongkow tersebut, hadir pula Didi Supriadi selaku tokoh masyarakat RW. 03 Kel. RBU yang menjabat sebagai Dirktur Bank Sampah Bumi Asri selalu tidak ingin ketinggalan dalam melestarikan dan membina lingkungan bersih, beliau pun menambahkan perkataan Lurah Rawa Badak Utara "Menang atau kalah tidak akan mnyurtkan semangat kita untuk menata lingkungan, karena manfaatnya bisa kita rasakan sendiri" peran Bank Sampah Bumi Asri cukup besar terutama dalam hal mengurangi sampah organik dan non organik.
PROFIL KELURAHAN RAWA BADAK UTARA
KELURAHAN RAWA BADAK UTARA
Kecamatan Koja, Jakarta Utara
Kelurahan Rawa Badak Utara adalah sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Kelurahan ini berbatasan dengan Jl. Cipeucang Raya di Kelurahan Koja di sebelah utara, Jalan Yos Sudarso di Kecamatan Tanjung Priok di sebelah barat, Kali Pinang di Kelurahan Lagoa dan Kelurahan Tugu Utara di sebelah timur, serta Kali Layar di Kelurahan Rawa Badak Selatan di sebelah selatan.
Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar 43.167 jiwa terdiri dari jumlah penduiduk laki-laki 24.078 jiwa dan Jumlah Penduduk Perempuan 19.089 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 10.895 Kepala Keluarag, luas wilayah sekitar 133.38 Hektar meliputi 14 Rukun Warga (RW) dan 119 Rukun Tetangga (RT). Kode pos 14230
SEJARAH
Nama Rawa Badak diperkirakan berasal kata bahasa Sunda rawa badag, yang berarti rawa yang besar/luas. Di sisi paling timur kota Jakarta (nama lama: Batavia) dahulu terdapat daerah rawa-rawa yang luas.
Kelurahan Rawa Badak Utara adalah merupakan hasil pemecahan dari Kelurahan Rawa Badak, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : 1251 Tahun 1986 tentang Pemecahan Penetapan Batas wilayah, Perubahan Nama Kelurahan yang kembar, Penetapan Luas wilayah Kelurahan-Kelurahan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kelurahan Rawa Badak Utara tetap merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Koja, Kota Administrasi Jakarta Utara, sebagaimana Kelurahan Rawa Badak sebelumnya.
PENDUDUK
Penduduk Kelurahah Rawa Badak Utara terdiri dari berbagai Suku dan adat istiadat serta kebiasaan yang beragam dapat mempengaruhi interaksi kehidupan sehari-hari, namun tidak menjadi hambatan dalam kegiatan social masyarakat kebersamaan warga sangat menonjol / antusias sekali.
Dalam hal ini dapat tercermin dari kegiatan sosial warga yang saling membantu bergotong royong satu sama lainnya, seperti kegiatan kerja bakti yang dilaksanakan setiap silaturahmi hari Minggu pagi dan dalam pertemuan-pertemuan warga, baik di lingkungan RT. maupun tingkat RW. serta segala permasalahan yang timbul dapat di atasi dengan musyawarah untuk mufakat
Langganan:
Postingan (Atom)